Ormas Perpedayak
Poto : Peoplenews. Id
BANJARMASIN, Peoplenews. Id – Pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh seorang oknum dalam tayangan Podcast KDM menuai kecaman luas dari masyarakat Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan. Salah satu reaksi keras datang dari Ronald, Wakil Ketua Perpedayak (Persatuan Pemuda Dayak Kalimantan), yang menyuarakan kekecewaannya secara terbuka.
Sebagai tokoh adat sekaligus warga asli Kalimantan, Ronald menyayangkan pernyataan yang menyebut orang Banua – sebutan akrab bagi masyarakat Kalimantan – sebagai "pemalas". Ia menilai pernyataan itu tidak hanya merendahkan martabat masyarakat setempat, tetapi juga berpotensi memecah harmoni sosial yang selama ini dijaga.
"Ulun sangat menyayangkan pernyataan oknum yang ada di Podcast KDM itu. Menyebut orang kita Banua Kalimantan pemalas adalah ucapan yang sangat mengusik ketentraman kita di Kalimantan Selatan ini, khususnya di Banjarmasin," tegas Ronald, Selasa (30/7).
Menurutnya, stereotip semacam ini adalah bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap identitas masyarakat lokal yang selama ini justru dikenal ramah, pekerja keras, dan menjunjung tinggi nilai adat serta kebersamaan.
Lebih lanjut, Ronald mendesak agar pemerintah, terutama aparat penegak hukum, dapat segera mengambil tindakan. Ia berharap kasus ini tak dianggap sepele, dan pelakunya dapat diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
"Ulun meminta agar kasus ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah, khususnya kepolisian, agar dapat menindak tegas oknum tersebut sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku," ujarnya.
Pernyataan diskriminatif di ruang publik digital seperti podcast tidak hanya mencederai semangat persatuan, tetapi juga bisa menimbulkan konflik sosial apabila dibiarkan tanpa respons tegas.
Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi adat lainnya juga dikabarkan tengah menggalang dukungan untuk mengajukan laporan resmi ke pihak berwajib. Mereka berharap, kejadian ini menjadi pelajaran penting agar kebebasan berekspresi di ruang digital tetap memperhatikan etika dan tidak melukai kelompok tertentu.
Ebi