Notification

×

Iklan

Iklan

Apa Yang Terjadi Jika Sedang Terkena Air Keras Yang Disiramkan ke Tubuh, Dokter Kulit Ingatkan: Jangan Panik, Segera Bertindak

Senin, 21 Juli 2025 | Juli 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-21T16:02:03Z

Ilustrasi Penyiraman Air Keras

Poto : Peoplenews. Id



BANJARMASIN, Peoplenews. Id Kejahatan penyiraman air keras masih menjadi momok yang menakutkan di tengah masyarakat. Serangan ini tidak hanya menyisakan trauma mental, tetapi juga luka fisik yang dalam dan sulit dipulihkan. Dalam kasus yang terus berulang, masyarakat perlu memahami bagaimana pertolongan pertama yang tepat ketika menghadapi insiden tragis ini.

dr. Mazaya Atif, Sp.DV, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Sultan Suriansyah Banjarmasin, menegaskan pentingnya tindakan cepat dan tepat dalam menangani korban penyiraman air keras.

“Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membilas bagian tubuh yang terkena air keras dengan air mengalir sebanyak mungkin,” ujar dr. Mazaya saat ditemui di ruang praktiknya di lantai 2 RS Sultan Suriansyah. Senin(21/07)

Ia menjelaskan, air dingin bisa digunakan untuk mengompres area luka sambil menunggu bantuan medis. Kompres ini membantu meredakan panas dan mengurangi proses kerusakan jaringan lebih lanjut. Namun yang paling penting adalah jangan panik.

“Korban atau orang di sekitar sering kali panik, padahal itu justru memperburuk keadaan. Semakin panik, semakin banyak waktu terbuang. Harus langsung dibilas, jangan tunggu lama-lama, lalu segera ke IGD,” tegasnya.

Terkait harapan pemulihan, dr. Mazaya menjelaskan bahwa kondisi kulit atau organ yang terkena air keras sangat tergantung pada tingkat keparahan luka dan area yang terkena.

“Kalau hanya terkena permukaan kulit dan cepat ditangani, mungkin masih bisa sembuh atau mendekati normal. Tapi kalau sudah merusak jaringan dalam, seperti mata, hidung, atau organ vital lainnya, itu biasanya butuh penanganan lanjutan, termasuk operasi rekonstruksi atau plastik,” jelasnya.

Beberapa kasus yang pernah ditangani menunjukkan bahwa luka akibat air keras bisa menjadi permanen, bahkan menyebabkan kebutaan atau kerusakan wajah yang parah.

“Pernah ada yang datang dengan wajah hancur, matanya rusak, itu tidak bisa tumbuh kembali. Operasi bisa dilakukan, tapi hasilnya tentu tidak akan 100 persen seperti semula,” imbuhnya.

Selain aspek medis, dr. Mazaya juga menyoroti ketersediaan bahan kimia keras seperti air keras (asam kuat) yang masih bebas diperjualbelikan di masyarakat.

“Soal pengawasan penjualan, saya tidak paham apakah ada regulasi ketat dari pemerintah atau tidak. Tapi faktanya, bahan ini masih sangat mudah diperoleh, bahkan oleh anak muda,” kata dr. Mazaya prihatin.

Ia berharap ada kebijakan yang lebih ketat dari pemerintah dalam mengawasi peredaran bahan kimia berbahaya yang kerap disalahgunakan untuk tindakan kriminal ini.

Dalam menghadapi kasus penyiraman air keras, satu pesan yang ditekankan oleh dr. Mazaya adalah pentingnya edukasi publik tentang pertolongan pertama dan pentingnya kontrol emosi saat insiden terjadi.

“Ingat, waktu sangat menentukan tingkat kerusakan. Satu menit bisa membuat perbedaan antara sembuh atau cacat seumur hidup,” pungkasnya.



Ebi
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update