Reses Titik Ke dua Hendra S.E. M. E
Di Gang Nusa Indah
Poto : Peoplenews. Id
BANJARMASIN, Peoplenews. Id – Anggota DPRD Kota Banjarmasin dari Fraksi PKS, Hendra, S.E., M.E., melakukan kegiatan penelaahan dan penyerapan aspirasi masyarakat di wilayah Daerah Pemilihan (Dapil) Banjarmasin Utara, tepatnya di Gang Nusa Indah, Jalan Sultan Adam No. 23 RT 36, Kelurahan Surgi Mufti. Jumat (27/6). Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu krusial yang menyentuh langsung kehidupan warga disuarakan, dengan fokus utama pada persoalan pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
Salah satu keluhan yang paling menonjol dari warga adalah mengenai sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di sekolah negeri. Warga mengungkapkan kesulitan mendaftarkan anak-anak mereka ke SMP favorit karena kuota yang terbatas dan kendala teknis dalam penentuan jarak yang dianggap tidak akurat oleh sistem.
“Masalah zonasi ini memang cukup pelik. Ada warga yang merasa lebih dekat ke sekolah tujuan, tapi karena garis sistem zonasi melewati sungai, malah dianggap lebih jauh dibanding yang melalui jalur jalan memutar. Ini perlu jadi perhatian,” ungkap Hendra.
Ia menegaskan bahwa meski asas pemerataan pendidikan penting, namun implementasi sistem zonasi harus ditinjau ulang agar lebih adil dan akurat. Selain itu, Hendra menyoroti pentingnya peningkatan kualitas pendidikan yang merata di semua sekolah.
“Jangan sampai karena sekolah A dianggap favorit, lalu sekolah B terpinggirkan. Harus ada standar kualitas yang seimbang, terutama pada kualitas guru sebagai pilar utama pembentukan karakter dan kemampuan siswa,” tambahnya.
Selain pendidikan, warga juga menyampaikan keluhan mengenai kesulitan dalam memastikan kelayakan menerima bantuan sosial (bansos). Ketidaksesuaian data penerima manfaat masih menjadi masalah klasik yang menimbulkan keresahan.
Hendra menyampaikan bahwa saat ini pemerintah telah menyediakan aplikasi untuk mengecek status penerima bantuan dan juga sebagai sarana pengusulan. Ia mendorong warga untuk memanfaatkan teknologi tersebut agar hak-hak masyarakat bisa lebih transparan dan tepat sasaran.
Topik lain yang mengemuka adalah keinginan sejumlah warga untuk bergabung dalam program Koperasi Merah Putih. Hendra menyambut baik antusiasme tersebut dan menyarankan agar koperasi tidak hanya bersifat konsumtif seperti simpan pinjam, tetapi juga memiliki peran produktif dan inovatif.
“Kalau bisa koperasi ini disesuaikan dengan kebutuhan warga, misalnya berbasis koperasi pengelolaan sampah, koperasi UMKM, atau koperasi jasa. Pemerintah sudah memberi akses, tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkannya secara bottom-up, bukan hanya karena perintah dari atas,” jelasnya.
Hendra juga menyinggung bahwa koperasi yang aktif di tingkat kelurahan bisa menjadi solusi konkret dalam peningkatan ekonomi warga, tanpa harus bergantung pada dana desa atau skema BUMDes yang tidak tersedia di wilayah perkotaan.
Menurut Hendra, perbedaan mencolok antara titik aspirasi yang sebelumnya lebih banyak menyuarakan perbaikan jalan atau infrastruktur, kali ini warga lebih fokus pada isu-isu non-fisik.
“Di titik kedua ini, saya mencatat bahwa persoalan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan lebih dominan dibanding keluhan soal fisik seperti jalan atau drainase. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat kini makin kompleks dan dinamis,” katanya.
“Kita tidak hanya mendengar, tapi juga menindaklanjuti. Semoga seluruh masukan dari warga di Gang Nusa Indah ini bisa menjadi bagian dari kebijakan yang lebih berpihak dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” tutupnya.
Ebi