Notification

×

Iklan

Iklan

Diskusi Terbuka di Banjarmasin : Membedah Efektivitas PSU Antara Kepastian Hukum Dan Keadilan Elektoral

Minggu, 04 Mei 2025 | Mei 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-04T17:12:09Z
Diskusi Terbuka Terkait PSU Banjarbaru

Poto : Peoplenews. Id



Banjarmasin, Peoplenews. Id — Sebuah diskusi terbuka bertajuk “Efektivitas PSU di Banjarbaru: Antara Kepastian Hukum dan Keadilan Elektoral” berlangsung hangat di Warung Kopi Epen, Jalan Flamboyan I, Kayu Tangi, Hasan Basri, Minggu (4/5).

Acara ini menghadirkan tiga narasumber kompeten dari kalangan akademisi dan praktisi hukum, yang memaparkan pandangan kritis mereka terhadap pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Banjarbaru.

Diskusi ini dipandu secara interaktif dan disambut antusias oleh para peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa hukum, aktivis pemilu, serta masyarakat umum.

Tampil sebagai narasumber pertama, Dr (c) Dadin Eka Saputra, S.H., M.Hum, yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Hukum UNISKA MAB dan seorang pengacara, menyoroti pentingnya prinsip kepastian hukum dalam pelaksanaan PSU. “PSU seharusnya menjadi jalan keluar konstitusional ketika ditemukan pelanggaran signifikan. Namun, jangan sampai menjadi preseden yang malah melemahkan kepercayaan publik terhadap integritas penyelenggara pemilu,” tegasnya.

Sementara itu, Dr (c) M. Rosyid Ridho, S.HI., M.H, dosen Fakultas Hukum UNISKA MAB sekaligus pengacara, menekankan bahwa keadilan elektoral harus menjadi fokus utama dalam setiap tahapan pemilu, termasuk PSU. “Kadang ada benturan antara legal formal dengan keadilan substantif. Di sinilah pentingnya peran lembaga pengawas dan partisipasi publik untuk memastikan bahwa demokrasi tidak hanya prosedural, tetapi juga bermakna bagi rakyat,” ujar Ridho.

Diskusi semakin dinamis saat Muhammad Arifin, Koordinator Lembaga Studi Visi Nusantara (Vinus) Kalimantan Selatan, mengangkat persoalan partisipasi masyarakat dan potensi manipulasi politik dalam proses PSU. “Kita harus mengawal bersama, karena PSU bukan sekadar pemungutan suara ulang, tapi sebuah momentum untuk memperbaiki kualitas demokrasi lokal. Ketika suara rakyat direduksi oleh kepentingan elit, maka PSU kehilangan esensinya,” tutur Arifin dengan kritis.

Sebagai fasilitator, Pemuda Kalsel Bersatu organisasi yang di naungi dan di bina oleh Adrizal selaku Pembina dengan tagline kerjanya (bekerja setulus hati). Memainkan peran sentral dalam menjaga suasana diskusi tetap terbuka dan inklusif. Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran kolektif sekaligus bentuk komitmen mereka untuk mendorong peran aktif generasi muda dalam membangun demokrasi yang sehat di Kalimantan Selatan.

Diskusi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang memperkaya perspektif peserta, dengan beberapa pertanyaan tajam mengenai independensi penyelenggara pemilu dan perlunya reformasi sistem pengawasan.

Acara ini menjadi bukti bahwa ruang-ruang publik seperti warung kopi bisa menjadi wadah diskursus demokratis yang produktif. Diharapkan, hasil diskusi ini dapat memberi kontribusi nyata dalam memperkuat pemilu yang jujur, adil, dan berpihak pada rakyat.


Ebi

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update