Notification

×

Iklan

Iklan

Letkol Marinir Danussaputera, Sahabat Brigjen Hasan Basry yang Menorehkan Sejarah di Kalimantan

Sabtu, 27 September 2025 | September 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-27T07:00:33Z


Letnan Marinir Danussaputera

Poto: Istimewa



BANJARMASIN, Peoplenews. Id Nama Letnan Kolonel (Marinir) Danussaputera mungkin jarang terdengar di telinga generasi muda saat ini. Namun, peran dan pengabdiannya dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan, tidak dapat dipungkiri. Sahabat dekat Brigjen H. Hasan Basry ini dikenal sebagai pemimpin Divisi IV ALRI yang berani menghadapi Belanda (NICA) dan menjadi saksi hidup sejarah perjuangan bangsa.

Saat masih berpangkat Kapten, Danussaputera memimpin ekspedisi laut Divisi IV ALRI dari Tuban menuju Kalimantan. Ia juga tercatat sebagai salah satu tokoh penting dalam Proklamasi Gubernur Tentara Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan pada 17 Mei 1949 di Hulu Sungai Selatan.

Jabatan terakhirnya di militer adalah sebagai Komandan KRI Teluk Ende (517), kapal kedua dari kelas Landing Ship Tank M Teluk Banten milik TNI Angkatan Laut. Kini, jasadnya dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Adam, Martapura.

Berdasarkan buku Nasionalisme 3 Zaman, Jalan Panjang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan karya Wajidi, tercatat beberapa ekspedisi lintas laut dari Jawa ke Kalimantan, termasuk ekspedisi yang dipimpin Kapten Danussaputera.

Ekspedisi-ekspedisi itu meliputi rombongan TKR Laut Tegal, rombongan Husin Hamzah dan Firmansyah, PMC, Mayor Tjilik Riwut, rombongan “9 Pelopor”, ekspedisi I dan II pimpinan Letnan Asli Zuchri, ekspedisi Mustafa Ideham – A. Kadir Jailani (Februari 1946), ekspedisi Mustafa Ideham – A. Rizekin (Oktober 1947), serta rombongan Haji Abdul Hamid dari Martapura yang berangkat dari Pekalongan (2 Februari 1946) dan tiba di Air Hitam Kecil pada 17 April 1946.


Di antara ekspedisi itu, sosok Hasan Basry—guru agama asal Kandangan yang kelak dikenal sebagai pahlawan nasional—juga melakukan perjalanan serupa. Peran Danussaputera dalam ekspedisi lintas laut ini menunjukkan kontribusinya yang tak terpisahkan dari perjuangan besar Kalimantan Selatan.

Lebih jauh, catatan sejarah juga merekam kiprah Danussaputera dalam perundingan dengan Belanda. Pada 17 Oktober 1949, ia hadir sebagai Ketua Delegasi ALRI dalam pertemuan di kediaman Gubernur Kalimantan di Banjarmasin. Ia berdampingan dengan Kapten Gusti Aman, berhadapan dengan delegasi Belanda yang dipimpin Letkol H.J. Veenendal. Pertemuan ini juga dihadiri Jenderal Mayor Suharjo Harjowardoyo selaku Ketua Delegasi RI, serta perwakilan UNCI, Mayor William D. Edmond, yang bertindak sebagai saksi perundingan.

H. Gerilyansyah Basrindu, putra Mayor Basrindu sekaligus penghubung keluarga almarhum, mengenang Danussaputera sebagai sosok senior dan sahabat seperjuangan ayahnya di Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan.

“Lingkup perjuangan orang tua saya lebih terfokus di daerah Bungkukan dan Tanjung Batu (sekarang Kotabaru), sedangkan almarhum bergerak di wilayah yang lebih luas. Waktu beliau masih hidup, kami sering bertemu, termasuk dengan sohib beliau H. Mursyid Arif. Kami juga bersahabat dengan putranya, Raden Bambang Istana, yang kini berdomisili di Jakarta,” ungkapnya, Sabtu (27/9/2025).

Gerilyansyah, yang kini juga menjabat sebagai anggota Dewan Paripurna DHD 45 Provinsi Kalimantan Selatan, menambahkan bahwa pertemanan dan persaudaraan itu adalah warisan berharga yang menghubungkan generasi pejuang dengan generasi penerus.

Untuk mengenang pengabdian sang pahlawan, Dewan Harian Daerah Kejuangan 45 Kalimantan Selatan (DHD 45 Kalsel), bersama DHC 45 Kabupaten Banjar serta keluarga besar Letkol (L) Danussaputera, akan menggelar upacara pemasangan tiang bendera merah putih di makamnya pada Minggu, 28 September 2025.

“Besok, DHD 45 Kalsel bersama DHC 45 Banjar dan keluarga beliau akan melaksanakan pemasangan tiang bendera merah putih di makam Letkol (L) Danussaputera, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan kepahlawanan beliau,” ujar Gerilyansyah atau akrab disapa Pak Igur, yang juga Dewan Penasihat SMSI Kalimantan Selatan.

Keteladanan Letkol Danussaputera menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bangsa ini lahir dari pengorbanan besar. Pemasangan bendera merah putih di makamnya bukan hanya simbol penghormatan, tetapi juga pesan moral agar generasi muda terus menjaga jiwa, semangat, dan nilai perjuangan 1945.



Ebi
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update