Reses Terakhir Masa Sidang 2
Hendra, S. E., M. E., Di Jalan
Kemiri 3 Sungai Andai
Poto : Peoplenews. Id
BANJARMASIN, Peoplenews. Id – Reses masa sidang II tahun 2025 dimanfaatkan anggota DPRD Kota Banjarmasin dari Dapil Banjarmasin Utara, Hendra, S.E., M.E., untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat. Bertempat di Komplek Herlina Perkasa, Jalan Kemiri 3, Kelurahan Sungai Andai, reses ini menjadi ruang evaluasi dan diskusi terbuka mengenai permasalahan pembangunan, pendidikan, hingga layanan sosial. Sabtu (28/6)
Dalam pertemuan itu, Hendra mengungkapkan bahwa pembangunan fisik di wilayah tersebut telah mencapai 90 persen. Namun, sejumlah persoalan mendasar masih menjadi keluhan warga, khususnya dalam bidang pendidikan dan akses program sosial.
“Alhamdulillah untuk pembangunan fisik sudah hampir terpenuhi. Tapi keluhan masyarakat masih banyak di bidang pendidikan karena tidak seimbangnya antara kuota sekolah dan jumlah penduduk,” ujarnya.
Permasalahan zonasi menjadi salah satu sorotan utama. Menurut Hendra, penerapan sistem zonasi sekolah terkadang tidak sesuai dengan kondisi geografis wilayah Sungai Andai yang banyak dilalui sungai, sehingga penghitungan jarak via aplikasi peta kerap melenceng dari kenyataan lapangan.
“Penarikan koordinat kadang tidak logis, karena mengikuti sungai. Akibatnya, jarak ke sekolah malah jadi lebih jauh meski secara langsung sebetulnya dekat. Ini perlu dikaji ulang,” katanya.
Ia juga menyoroti ketimpangan distribusi siswa antara sekolah negeri dan swasta. Beberapa sekolah negeri sudah penuh, sementara ada sekolah swasta yang kekurangan siswa. Hendra menilai, solusi jangka panjang bisa berupa konversi sekolah swasta menjadi negeri jika memang dibutuhkan untuk menampung lebih banyak siswa.
“Pemerintah bisa mempertimbangkan menjadikan sekolah swasta yang kosong menjadi sekolah negeri, tentu dengan kajian yang matang,” tambahnya.
Sementara itu, dari sisi sosial, Hendra menyambut baik kehadiran aplikasi Cek Bansos yang memungkinkan warga memantau kelayakan mereka secara real-time. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan bottom-up dalam pembentukan koperasi agar sesuai dengan kebutuhan warga, termasuk Koperasi Merah Putih yang sempat dibahas.
Tak hanya pendidikan dan sosial, warga juga menyoroti keberlanjutan pembangunan infrastruktur jembatan. Hendra menyampaikan bahwa penganggaran proyek tersebut akan berlanjut pada Juli 2025 dan menekankan pentingnya kualitas agar jembatan benar-benar dapat dilalui kendaraan besar.
“Kita ingin jembatan yang dibangun itu jangan sampai hanya bagus di atas kertas tapi tidak bisa dilalui mobil. Efisiensi harus ada, tapi tetap berpijak pada kebutuhan riil masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sakinah dari Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin menjelaskan bahwa jumlah SMP Negeri di kota ini masih belum memadai untuk menampung lulusan SD yang terus meningkat. Saat ini, terdapat 35 SMP Negeri dan 67 SMP Swasta, namun persebaran dan daya tampungnya belum merata.
“Untuk SD kita cukup, lebih dari 200 sekolah. Tapi SMP masih belum mencukupi. Banyak sekolah negeri yang sudah penuh. Kami arahkan siswa yang tidak tertampung ke SMP 17 atau SMP 14, karena SMP 24, 27, dan 35 sudah overload,” ungkap Sakinah.
Ia menambahkan, pihak Dinas akan terus memantau distribusi siswa dan mempertimbangkan pembukaan unit sekolah baru di kawasan padat penduduk seperti Sungai Andai.
Reses ini membuktikan pentingnya komunikasi dua arah antara masyarakat dan wakilnya di parlemen. Aspirasi yang disampaikan warga menjadi bahan evaluasi kinerja pemerintah, khususnya dalam pemerataan akses pendidikan dan jaminan sosial. Hendra pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan dan penganggaran agar tepat sasaran.
“Kami akan terus mengawasi dan memperjuangkan aspirasi ini di DPRD. Jangan sampai pembangunan hanya fokus pada fisik, tapi melupakan kebutuhan dasar masyarakat,” tutupnya.
Ebi