Malam Ramah Tamah
Perkumpulan Ormas Adat
Poto : Peoplenews. Id
Banjarmasin, Peoplenews. Id – Tiga organisasi masyarakat (ormas) kebudayaan di Kalimantan Selatan, yakni Laung Kuning, Batamat, dan Perpedayak, menggelar pertemuan silaturahmi di Foodcore kuripan yang berada di jalan kuripan di samping rumah dinas kapolresta. Pertemuan ini bertujuan memperkuat ketahanan budaya Banua serta mendorong pemerintah provinsi segera menetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kelembagaan Adat. Jumat (2/5)
Pertemuan yang berlangsung akrab tersebut diinisiasi oleh tokoh penggerak budaya Kalimantan Selatan, Haji Lutfi, dan mendapat dukungan penuh dari tokoh masyarakat Sabana. Lutfi menegaskan pentingnya legalisasi kelembagaan adat guna mendukung Perda yang telah lebih dulu ada, yakni Perda tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat.
“Dengan adanya Perda Kelembagaan Adat, kita berharap tanah-tanah ulayat bisa diakui secara sah dan menjadi bagian dari ekosistem pelestarian budaya lokal. Kalimantan Selatan ini tidak hanya dihuni satu suku, ada enam hingga tujuh suku yang harus mendapat pengakuan,” ujar Lutfi.
IRSA SETIAWAN HUSAINI, S.H., M.H., C.M.C., Ketua Laung Kuning DPC Banjarmasin, menambahkan bahwa inisiatif ini menjadi langkah awal untuk mendorong pemerintah provinsi agar lebih serius dalam memperkuat identitas budaya Banua. Ia menyebut bahwa dalam waktu dekat, ketiga ormas akan beraudiensi secara resmi dengan biro hukum Pemprov Kalsel.
"Insya Allah dalam bulan ini, minggu kedua Mei, kita akan beraudiensi dengan biro hukum pemerintah provinsi. Kami ingin pemerintah mengakui eksistensi masyarakat adat secara formal, bukan sekadar lisan, tapi dalam bentuk peraturan daerah yang mengikat," jelas Irsa.
Ronal, Wakil Ketua Perpedayak, turut menyampaikan harapannya agar pemerintah kota maupun provinsi memberikan perhatian lebih kepada ormas-ormas kebudayaan. Ia menyoroti minimnya pembinaan dari pemerintah sebelumnya, dan berharap di bawah kepemimpinan yang baru, hubungan antara pemerintah dan ormas bisa lebih erat.
“Kami tidak menuntut lebih, hanya berharap agar ke depannya pemerintah bisa lebih dekat dan mendukung perjuangan pelestarian adat dan budaya di Banua,” ujarnya singkat.
Ketiga ormas tersebut menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan bersifat pribadi atau untuk keuntungan semata, melainkan sebagai bentuk pengabdian dan ladang amal untuk generasi penerus. Mereka juga membuka ruang kolaborasi bagi ormas-ormas lain di Kalimantan Selatan yang memiliki visi yang sama dalam melestarikan adat dan budaya lokal.
Ebi