Halida Noviasari Anggota DPRD Kalsel
Praksi Golkar
Poto : Peoplenews. Id
Tabalong, Peoplenews. Id – Anggota DPRD Kalimantan Selatan dari Fraksi Golkar, Halida Noviasari, aktif melaksanakan kegiatan reses masa sidang II tahun 2025 di daerah pemilihannya, Dapil 5, yang meliputi Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara (HSU), dan Balangan. Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 18 Mei 2025 tersebut, Halida mengunjungi sedikitnya 16 titik di tiga kabupaten untuk menampung aspirasi masyarakat secara langsung.
“Di Tabalong ada delapan titik, Balangan empat titik, dan HSU juga empat titik. Setiap titik mencakup beberapa desa, jadi kami benar-benar menjangkau masyarakat langsung untuk mendengar keluhan dan harapan mereka,” ujar Halida.
Di Tabalong, warga menyampaikan kebutuhan mendesak terkait infrastruktur, terutama jalan dan jembatan. Halida mengatakan, meskipun ada beberapa pembangunan yang menjadi kewenangan kabupaten, sejumlah proyek justru memerlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi. “Untuk itu, saya minta desa-desa mengajukan proposal tertulis agar bisa kami kawal dalam proses anggaran,” jelasnya.
Selain itu, sektor pertanian juga menjadi perhatian. Warga mengusulkan bantuan bibit, pupuk, dan alat pertanian untuk menunjang hasil panen. Halida menjanjikan akan memperjuangkan kebutuhan tersebut dalam agenda perubahan anggaran di bulan Juni 2025, dengan menyesuaikan skala prioritas berdasarkan kekuatan fiskal provinsi.
Di Kabupaten HSU, Halida menyoroti permasalahan lingkungan yang unik, terutama banyaknya wilayah rawa dan melimpahnya eceng gondok. Ia mengapresiasi inisiatif masyarakat yang mengusulkan pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian, seperti yang telah diterapkan di Desa Ampung, Tabalong, dengan sistem tanam apung.
“Warga HSU meminta agar pemerintah provinsi membantu membersihkan eceng gondok agar lahan bisa dimanfaatkan. Kalau bersih, bisa jadi lahan pertanian. Bahkan warga ingin eceng gondok diolah jadi produk UMKM,” paparnya.
Halida menilai gagasan tersebut potensial, dan berencana mendorong program pelatihan atau penyuluhan terkait pengolahan eceng gondok menjadi produk bernilai ekonomi. Ia berharap kegiatan lanjutan seperti PSS di bulan Agustus bisa menjadi wadah tindak lanjut konkret.
Di Kabupaten Balangan, fokus utama masyarakat adalah pengembangan sektor peternakan dan perkebunan. Salah satu desa bahkan mengirim hasil perkebunannya ke daerah lain karena belum tersedia fasilitas penunjang yang memadai. Masyarakat meminta bantuan untuk pembangunan kandang dan fasilitas peternakan lainnya.
“Untuk jalan provinsi di Balangan, Alhamdulillah sudah mulai direalisasikan. Tapi di sektor lain masih banyak PR, seperti permintaan kandang ternak,” tambah Halida.
Sebagai wakil rakyat dari Dapil 5, Halida menegaskan bahwa dirinya tidak membeda-bedakan prioritas antar kabupaten. Namun, ia menekankan pentingnya menyusun skala prioritas berdasarkan urgensi dan kesiapan administratif, seperti kelengkapan proposal.
“Saya tetap harus memperjuangkan aspirasi dari ketiga kabupaten ini. Tidak ada yang diistimewakan, tapi kami akan melihat mana yang paling siap dan paling membutuhkan untuk segera diperjuangkan,” tegasnya.
Halida juga menyampaikan bahwa hasil reses ini akan dituangkan dalam laporan resmi kepada DPRD dan pemerintah provinsi untuk dibahas lebih lanjut dalam pembahasan anggaran.
Ebi